Selasa, 18 Oktober 2016

Harley Davidson Road Glide



 Harley-Davidson Motor Company (NYSE: HOG) adalah pembuat sepeda motor Amerika Serikatyang bermarkas di Milwaukee, Wisconsin, United States. Perusahaan ini adalah salah satu dari 3 perusahaan pembuat sepeda motor Amerika yang masih tersisa, sisanya lagi adalah Victory) dan Sepeda Motor Cleveland & Cyclewerks). Perusahaan Harley Davidson sempat menjadi penghasil sepeda motor terbesar di dunia selama periode akhir Perang Dunia I hingga tahun 1928. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1903 oleh William S. Harley dan Arthur Davidson.
            Konvoi motor gede alias moge sedang jadi sorotan. Pemilik moge sering bertingkah arogan dan tak mempedulikan aturan lalu lintas.
            Kebanyakan pemilik moge orang berduit atau mantan pejabat. Maklum, harganya memang tidak murah.

            Lalu siapakah pemilik pertama moge di tanah air? Bagaimana kisahnya motor gede bisa menjelajahi jalanan di Indonesia yang semasa penjajahan disebut Hindia Belanda.

            Sepeda motor pertama yang ada di Hindia Belanda adalah milik John C Potter. Seorang Inggris yang berprofesi sebagai masinis pabrik gula di Umbul dekat Probolinggo. Potter langsung memesan sepeda motor itu dari pabrik Hildebrand dan Wolfmuller di Jerman tahun 1893. Saat itu orang Amerika Serikat saja belum ada yang memesan sepeda motor.

            Nah, saat itu belum ada mobil di Hindia Belanda. Maka motor milik Potter itu adalah kendaraan bermesin pertama di Hindia Belanda. Saat itu motor tersebut masih sangat sederhana. Tanpa rantai, kopling atau perseneling. Putaran roda digerakan langsung dari engkol mesin. Tapi CC atau kapasitas mesin sudah 1500 CC.

            Ketika itu warga pun takut dan terkaget-kaget melihat ada mesin yang digerakan tanpa kuda. Mereka menyebutnya sebagai 'kereta setan'. Demikian ditulis dari ensiklopedi
Jakarta.

            Pada awal tahun 1900an, sepeda motor mulai jadi tren kaum elite di Hindia Belanda. Pemakainya cuma pejabat pemerintahan, pengusaha perkebunan, atau bos pabrik gula. Ketika itu memang pengusaha perkebunan dan gula hidup mewah bak jutawan. Mungkin seperti para miliuner di zaman sekarang.

            Munculah merk-merk motor seperti Norton dan Ariel dari Inggris, atau Minerva dari Belgia. Sementara Harley Davidson yang kini dikenal sebagai motor orang kaya, justru dulu lebih dikenal sebagai motor militer Belanda, kepolisian atau administratur perkebunan.

            Saat itu mayoritas motor memang ber-CC besar. Para pemotor juga gemar touring Batavia-Soerabaija. Mereka saling adu cepat memecahkan rekor.

            Adalah Gerrit de Raadt yang sangat bernapsu memecahkan rekor Jakarta-
Surabaya sejauh 845 kilometer. Tahun 1917 Raadt menorehkan waktu 20 jam 45 menit. Setelah itu para pemotor berlomba-lomba menyusulnya. Rekor Raadt pun berkali-kali terlampaui. Tahun 1932 dengan sepeda motor Rudge, dia membukukan waktu 10 jam 1 menit. Waktu yang sangat istimewa saat itu, bahkan hingga sekarang.

            Setelah Indonesia merdeka, tahun 1950an, motor produksi Jerman BMW mulai masuk ke Indonesia. Awalnya motor ini digunakan untuk pengawalan VIP. Namun banyak pula penggemar motor yang ikut memesan.

            Akhir tahun 1960an, motor produksi Jepang mulai masuk ke Indonesia dan mencapai puncaknya tahun 1970.

            Motor produksi Jepang rata-rata berharga murah, dengan kapasitas mesin kecil dan perawatan yang mudah. Sepeda motor kini bukanlah milik orang kaya lagi. Namun itu yang cc kecil, motor gede dengan CC besar tetap terlalu mahal untuk rakyat kebanyakan.

            Para biker pun masih merasa menguasai jalan jika sudah mengendarai motor besar. Tak ada bedanya dengan meneer-meneer ratusan tahun lalu.

Type road glide








Tidak ada komentar:

Posting Komentar